Menghadapi Indonesia Emas tahun 2045

Menghadapi Indonesia Emas pada Tahun 2045 dalam Bidang Ekonomi




Presiden Republik Indoneisa yang ke-tiga yaitu B.J Habibie. sekaligus Dewan Kehormatan ICMI, dalam acara Pembukaan silaturahmi ICMI yang berada di Kendari pada tanggal 9-12 Desember 2011 Beliau menyatakan.

1.Kita kaya tapi miskin, yaitu SDA melimpah tetapi miskinnya penghasilan.
2.Kita besar tapi kerdil, Kita amat besar wilayah dan penduduknya Namun buruk dalam Pengelolahan.
3.Kita kuat tapi lemah, kuat dalam anarkisme dan kekerasan tetapi lemah dalam menghadapi kekuatan global.
4.Kita indah tapi buruk, indah dalam potensi dan prospeknya tetapi buruk dalam pengelolahan nya.

Kira-kira itulah yang dikatan Oleh B.J Habibie dalam Acara Pembukaan silaturahmi Nasional ICMI. Dalam menghadapi Indonesia Emas pada tahun 2045 dalam bidang Ekonomi.Indonesia diprediksi jumlah penduduk mencapai 340 juta jiwa dengan 180 juta jiwa di antarnya termasuk dalam usia Produktitf 15-24 tahun. Kondisi tersebut seringkali disebut sebagai jendela demografi (window of demography) hal itu dapat berdampak pada sisi Positif atau justru Negatif. Jendela Demography dapat berdampak Positif apabila penduduk Indoneisa berkualitas, sehingga menjadikan Potenis bagi pemerintah untuk berakselerasi Ekonomi dengan menggenjot industri manufaktur,infastruktur dan UMKM, karen banyaknya sumber daya manusianya. Sebaliknya jendela demography dapat menjadi sebuah petaka bagi Indonesia sendiri bila pemerintah gagal dalam mempersiapkan Manusia yang berkompeten, jika banya nya masyarakat yang tidak berkompeten atau kurang mempunyai soft skill maka akan mekunjaknya Angka pengangguran. Sehingga menjadi beban kepada negara.

Dalam istilah Ekonomi, kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 2045  untuk yang pertama kalinya berada dalam kondisi yang di sebut jendela demography, karena dalam Kondisi ini Penduduk usia produktif ( usia 15-64 tahun ) melebih dari jumlah usia non-produktif ( usia 0-14 dan 65 keatas ). Tahun 2045 nanti Penduduk Indonesia yang kategori usia belum produktif mencapai 72.990.643 jiwa; sedagnkan ada pula penduduk yang berusia 65 ke atas atau bisa dibilang tidak produktif  mencapai  43.705.044 jiwa. Dengan usia Produktif yang jumlah nya besar yaitu 224.031.813 jiwa maka angka ketergantungan akan jauh lebih rendah dari pada tahun 1970.

Dalam angka Usia produktif, yang lebih banyak menyebabkan Angkatan kerja yang potensial yang menurut Waristo (2015) merupakan keuntungan Ekonomi yang disebabkan semakin besarnya tabungan dari penduduk usia produktif sehingga memacu Investasi dan pertumbuhan Ekonomi. Namun kondisi tersebut tidak memberikan dampak yang signifikan, jika pemerintahan gagal dalam mengelola sumber Daya manusia yang berkompeten.

Adioetomo (2005) menyebutkan bahwa sehabis adanya Jendela Demography menyebabkan banyak nya usia tua, sementara transisi usia muda menjadi usia Prduktif belum sempurna yang menyebabkan pembengkakan jaminan sosial. Padahal hingga saat ini Indonesia masih didera berbagai masalah yang belum terselesaikan dengan tuntas misalnya: Korupsi yang masih merajarela di mana-mana,kemiskinan dimana-mana,dan bentuk kriminal lainnya.

Generasi Emas

Istilah "Generasi Emas" menjadi ramai dibicarakan oleh banyak tokoh dan pengamat. Pada Hardiknas 2012 dengan tema "bangkitnya generasi emas Indonesia" untuk menyiapkan generasi emas tersebut, telah dipersiapkan kebijakan yang sistematis. untuk itu mulai 2011 telah dilakukan gerakan pendidikan usia dini, peningkatan pendidikan, penuntasan pendidikan dasar, dan penyiapan pendidikan menengah universal. 

Generasi Emas Indonesia pada tahun 2045 masih 29 tahun lagi. saat itu, sebagian dari kita khusunya yang saat ini berusia separuh baya mungkin sudah tiada. Namun sesungguhnya Generasi emas Indonesia sudah ada didepan mata kita sekarang.Anak-anak dan balita yang ada di sekitar kita merekalah yang nantinya memimpin Indonesia.





1 Response to "Menghadapi Indonesia Emas tahun 2045"